Kamis, 04 April 2013

SEMANTIK


NAMA           : N I NA
NPM               : 106210025
TUGAS          : SEMANTIK

1.      PENGERTIAN MAKNA LEKSIKAL

Menurut Chaer (2009:60) leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon disamakan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat disamakan dengan kata.

Menurut Djajasudarma (2009:54) terdapat macam-macam hubungan makna, seperti sinonimi, polisemi, homonimi, hiponimi dan antonimi.
1.      Sinonimi adalah kesamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh     : kata mati bersinonim dengan meninggal
2.      Antonimi adalah nama lain untuk benda lain. Bisa berupa kata atau frase. (Chaer,2009:88).
Contoh:    kata bagus berantonim dengan kata buruk
3.      Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa( kata atau frasa) yang memiliki makna lebih dari satu (Chaer, 2009:101).
Contoh     : kata bisa bermakna dapat  (sanggup)
 Kata bisa bermakna racun
4.      Homonimi adalah nama sama untuk benda atau hal lain. (chaer, 2009:94)
Contoh:    kata bandar yang bermakna pelabuhan
Kata bandar yang bermakna parit
5.      Hiponimi adalah hubungan makna yang mengandung pengertian hierarki (Djajasudarma,2009:71).
Contoh:    kata ikan termasuk tongkol, bandeng, tenggiri, teri, mujair dan sebagainya.


2.      PENGERTIAN MAKNA GRAMATIKAL
 Makna sebuah kata, baik kata dasar maupun kata jadian, sering sangat tergantung pada konteks kalimat atau konteks situasi maka makna gramtikal ini sering juga disebut makna kontekstual atau makna situasional. Selain itu bisa juga disebut makna struktural karena proses dan satuan-satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan. Makna gramatikal itu bermacam-macam. Setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna, atau nuansa-nuansa makna gramatikal itu.Untuk menyatakan makna 'jamak' bahasa indonesia menggunakan proses reduplikasi seperti kata buku yang bermakna 'sebuah buku', (Chaer,2009:62).
Menurut Kridalaksana,(2010:75) Gramatikal adalah diterima oleh bahasawan sebagai bentuk atau susunan yang mungkin ada dalam bahasa; sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika suatu bahasa; bersangkutan dengan gramatika suatu
Makna gramatikal akan ada jika terjadi proses gramatikal (afiksasi, reduplikasi, komposisi, kalimatisasi). Misalnya, dalam proses afiksasi sepatu melahirkan makna gramatiakal " mengenakan atau memakai sepatu ", (Faizah,2008:70)


3. PENGERTIAN MAKNA KONTEKSTUAL

Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi (konteks). Konteks  yang dimaksud yaitu: konrteks orangan, konteks situasi, konteks tujuan, konteks formal/tidaknya pembicaraan, konteks suasana hati pembicara/pendengar, konteks waktu, konteks tempat, konteks objek, konteks alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar, konteks kebahasaan, dan konteks bahasa (Pateda, 2010:116).

4.      GAYA BAHASA

Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu (Kridalaksana,2010:70).

Menurut Tarigan (2008:172-177) menyebutkan gaya bahasa diantaranya yaitu:

1. Ironi

Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya (Stanton,2007:71).

Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengemukakan suatu hal dengan makna yang berlainan, merupakan suatu kualitas dalam setiap pernyataan atau situasi yang muncul dari kenyataan bahwa sesuatu yang wajar, yang diharapkan tidak disebut atau dilaksanakan, tetapi diganti dengan kebalikannya. Ironi diperoleh dengan jalan ketidakpantasan, keanehan: sepasang yang berlawanan, salah satu diantaranya mungkin menyembunyikan atau pun mengungkapkan kebenaran yang nyata. Misalnya, kepada teman yang malas: "Rajin benar ya?" dan kepada yang bodoh: "Aduh, pintarnya!".

2. Paradoks
 Paradoks adalah suatu gaya bahasa pertentangan.
 Contoh gula terasa pahit bagi saya.

3. Simbolisme
 Penggunaan simbol atau lambang tidak hanya terbatas pada sastra. Simbol memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya merah dihubungkan dengan amarah, panas.

4. Metafora
 Pada prinsipnya metafora merupakan sejenis analogi, suatu komparasi terhadap dua hal yang dalam beberapa segi mengandung persamaan.
Contoh: Rambutnya bak mayang terurai.

 Dalam gaya bahasa Metafora juga disebut :
1. Personifikasi merupakan sarana bahasa yang memperlakukan objek-objek yang mati ataupun yang bukan manusia sebagai yang hidup atau yang bersifat manusia. Contoh: Angin sepoi mengelus pipinya yang lembut.

2. Sinekdohe merupakan sejenis metafora : sebagian menyatakan keseluruhan, atau keseluruhan menyatakan sebagian. Contoh: Kerlingan matanya membuat daku terpaku.

3. Metonimia, sejenis metafora suatu sifat khusus dipergunakan sebagai pengganti sesuatu obyek atau sesuatu profesi. Contoh Dia hidup dari bedil. (Bedil dipergunakan sebagai pengganti profesi militer).

Pradopo (2010:62-78) jenis-jenis bahasa kiasan:
1. Perbandingan
Perbandingan atau perumpamaan atau simile, ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, sepantun dan lain-lain. Contoh: Dia bagaikan pinang dibelah dua.

2. Metafora
Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama (Altenbernd,1970:15). Contoh Bumi ini perempuan jalang

3. Perumpamaan Epos
Perumpamaan atau perbandingan epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan, atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yag berturut-turut.
Contoh:dalam puisi yang berjudul Di Tengah Sunyi karya Rustam Effendi:
Di tengah sunyi menderu rinduku,
Seperti topan, meranggutkan dahan,
mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.

4. Allegori
Allegori ialah cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain.

5.Personifikasi
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berfikir dan sebagainya seperti manusia.
Contoh dalam puisi yang berjudul Anak Molek V karya Rustam Effendi:
Malas dan malu nyala pelita.

6. Metonimia
Metonimi dalam bahasa indonesia sering disebut kiasan pengganti nama.

7. Sinekdoki
Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) itu sendiri.

Sumber:

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama
Kridalaksana, Harimurti. 2010. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, Hendry Guntur. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.